CINCHONAE CORTEX
Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : Bau khas terutama dari kulit
dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan : Cinchonae extractum
Perbedaan :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen :
- Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon
yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan
diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah
tadi dilakukan pencabutan lagi.
- Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7
tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang
nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
- Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
- Menurut penelitian ternyata kulit kina
yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit
kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan
lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina
ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit
kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit
dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar