Adventure Time - Lady Rainicorn Animated Fire

Rabu, 22 Februari 2017

CINCHONAE CORTEX

CINCHONAE   CORTEX 

Hasil gambar untuk CINCHONAE   CORTEX 

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                 : Cinchonae extractum
Perbedaan                           :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen                :

  1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
  2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
  3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
  4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan         :     Dalam wadah tertutup baik

 

BURMANI CORTEX

BURMANI CORTEX

Hasil gambar untuk BURMANI CORTEX

Nama lain                           : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal             : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan                         : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu masak
Pemerian                             : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan      : Kulit batang

    Waktu panen                       : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
    Cara panen                          :
  1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.
  2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
  3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
  4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.
Jenis – jenis                         : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.
Ada 2 varietas :
  1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
  2. Berdaun hijau ungu.
    Perbedaan                           : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


ALYXIAE CORTEX (MMI)

ALYXIAE CORTEX (MMI)

Hasil gambar untuk ALYXIAE CORTEX (MMI) 

Nama lain                           : Pulasari
Nama tanam asal                 : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset Schult)
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam organik
Penggunaan                         : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam
Pemerian                             : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ALSTONIAE CORTEX (MMI)

ALSTONIAE CORTEX (MMI)

 

Gambar terkait
Nama lain                           : Kulit Pule
Nama tanaman asal             : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina, akhitamidina, alstonina
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

LANGUATIS RHIZOMA

LANGUATIS RHIZOMA(LAOS)

 

Nama lain :
Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma                      

Nama tanaman asal :        
Alpinia officinarum,  Alpinia galanga  Keluarga : Zingiberaceae                     
Zat berkhasiat utama :      
Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung metil sinamat, sineol, kamfer dan galangol 
Penggunaan :                   
Bumbu, karminativa, antifungi, skabicida  Pemerian :                       
Bau aromatik, rasa pedas  Bagian yang digunakan :   
Akar tinggal  Keterangan :
Waktu Panen :
Pada umur 2,5 - 4 bulan, agar diperoleh rimpang muda yang belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman, rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci dan dikeringkan.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup

 

ZINGIBERIS RHIZOMA

ZINGIBERIS RHIZOMA (JAHE)

  

Nama tanaman asal :
Zingiber officinale 
Keluarga :
Zingiberaceae 
Zat berkhasiat utama :
Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol, dan felandren. 

Penggunaan :
Karminativa, stimulansia, diaforetika 
Pemerian :
Bau aromatik, rasa pedas 
Bagian yang digunakan :
Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas 
Keterangan :
- Waktu panen :
Panenan dapat dilakukan pada umur 9-12 bulan setelah tanam. Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen pada umur 9-12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering seluruhnya sampai sudah rebah rumpun-rumpunnya. 
- Jenis-jenis jahe berdasarkan bentuk :
1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari jahe putih kecil. 
- Jenis-jenis jahe berdasarkan pengolahan :
1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian dikeringkan cepat-cepat disebut jahe hitam.
2. Jahe segar yang dicuci secara hati-hati dikupas lapisan gabus dan dicuci berulang-ulang dan dikelantang. Jika di maserasi dengan air kapur akan nampak putih karena lapisan kapurnya dan disebut jahe putih.
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan dipakai untuk bumbu masak disebut jahe hijau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

 

KAEMPFERIAE RHIZOMA

KAEMPFERIAE RHIZOMA (KENCUR)


 

Nama lain :
Kencur                     

Nama tanaman asal :        
Kaempferia galanga 
Keluarga :
Zingiberaceae                       
Zat berkhasiat utama :      
Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral dan pati. 

Penggunaan :                   
Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, roboransia 
Pemerian :                       
Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa pedas 
Bagian yang digunakan :   
Akar tinggal 
Keterangan :
Waktu Panen : Umur 1 tahun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

 

CURCUMAE RHIZOMA

CURCUMAE RHIZOMA ( TEMU LAWAK )


Nama lain: Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal: Curcuma xanthorriza
Keluarga: Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi: Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati
Persyaratan kadar: Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % v/b
Penggunaan: Kolagoga, antispasmodika
Pemerian: Bau khas aromatik, rasa tajam, dan pahit
Bagian yang digunakan: Kepingan akar tinggal
Yang perlu diperhatikan dari temulawak 
  • Waktu panen: Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya. Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu.
Syarat Temu lawak kering untuk ekspor sebagai berikut:
  1. Warna:  Kuning jingga sampai coklat
  2. Aroma:  Khas wangi aromatik
  3. Rasa:  Pahit agak pedas
  4. Kelembaban:  Maksimum 12 %
  5. Abu: 3-7 %
  6. Pasir: 1 %
  7. Kadar minyak atsiri:  Minimal 5 %
  •  Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
  • Temu Lawak Untuk Hepatitis

    Bahan ramuan temu lawak untuk hepatitis :
  • 30 gr Temulawak
  • 15 gr Sambiloto kering
  • 60 gr akar alang-alang
  • 800 cc air
Cara membuat ramuan temu lawak untuk hepatitis :
Cuci Temulawak dan iris tipis-tipis. Kemudian cuci Alang-alang,lalu rebus semua bahan sampai air tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum 2 kali sehari, masing-masing 200 cc. Lakukan selama 2 minggu berturut-turut.

Temu Lawak Untuk Asma

Bahan ramuan temu lawak untuk asma :
  1. 1 1/2 rimpang Temulawak
  2. Gula Aren secukupnya
  3. 5 gelas air
Cara membuat ramuan temu lawak untuk asma :
Setelah dicuci, diiris tipis jemur Temulawak hingga kering. Lalu semua bahan tadi rebus hingga air tersisa 3 gelas. Setelah itu saring dan minum 3 kali sehari masing-masing segelas.

Temu Lawak Untuk Maag

Bahan ramuan temu lawak untuk maag :
  1. 1 rimpang Temulawak
  2. 5 gelas air
Cara membuat ramuan temu lawak untuk maag :
Setelah dicuci lalu iris tipis dan angin-anginkan selama beberapa waktu. Setelah itu rebus hingga mendidih. Dan setelah dingin saring dan minum 1 kali dalam sehari 1 gelas.

Temu Lawak Untuk Gangguan Ginjal

Bahan ramuan temu lawak untuk gangguan ginjal :
  1. 1 rimpang Temulawak
  2. 1 genggam daun Kumis Kucing segar
  3. 1 genggam daun Meniran segar
  4. Gula Aren secukupnya
  5. 4 gelas air
Cara membuat ramuan temu lawak untuk gangguan ginjal  :
Setelah semua bahan-bahan tersebut dicuci, rebus hingga air tersisa separuhnya. Setelah dingin saring dan minum 3 kali dalam sehari. Untuk penambah rasa tambahkan gula Aren sesuai selera anda.

Temu Lawak Untuk Menambah Nafsu Makan

Bahan ramuan temu lawak untuk menambah nafsu makan
  1. 150 gram temu lawak
  2. 50 gram kunyit
  3. 500 cc madu kapuk
Cara membuat ramuan temu lawak untuk menambah nafsu makan

150 gram temulawak dan 50 gram kunyit segar dikupas, iris tipis, rendam dalam 500 cc madu kapuk dalam toples tertutup selama 2 minggu. Setelah 2 minggu ramuan siap digunakan. Aturan minum 1 sendok makan madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkit air hangat, diminum pagi dan sore.

Hasil gambar untuk temu lawak


AMYLUM SOLANI

AMYLUM SOLANI ( PATI KENTANG )

Hasil gambar untuk AMYLUM SOLANI 

Klasifikas Tanaman
Nama Simplisia                       : Amylum Solani
Tanaman Asal                         : solanum tuberonum
Divisi                                       : Spermatophyta
Sub Divisi                               : Angiospermae
Kelas                                       : Dicotiledonae
Ordo                                        : Solanales                  
Famili                                      : Solanaceae
Genus                                      : Solanum
Spesies                                    : Solanum Fuberonum L
Kandungan                             : Amilosa dan amilopektin
Khasiat                                    : zat tambahan
Makroskopis                            : Bahan Berupa serbuk, agak kasar, berwarna putih tidak berbau,tidak beras
Mikroskopis                            : Butiran berbentuk bulat telur atau tidak beraturan dengan ukuran 30-150mm. Hilus terdapat sebagai titik pada bagian yang sempit, lamela terlihat dengan jelas

 

AMYLUM ORYZAE

AMYLUM ORYZAE ( PATI BERAS ) 

Hasil gambar untuk AMYLUM ORYZAE

Klasifikasi Tanaman
Nama Simplisia                       : Amylum Oryzae
Tanaman Asal                         : Oryza sativa
Divisi                                       : Magnoliophyta
Sub Divisi                               : Spermatophyta
Kelas                                       : Liliopsida
Ordo                                        : Poales                       
Famili                                      : Poaceae
Genus                                      : Oryzae
Spesies                                    : Oryza Sativa L
Kandungan                             : Amilosa dan amilosa perkati, air, abu
Khasiat                                    : Bahan penolong untuk sediaan obat dan zat tambahan
Makroskopis                            : Berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus
Mikroskopis                            : Terlihat butiran persegi banyak, tunggal atau majemuk, hilus tidak terlihat jelas dan tidak ada lamella konsentrasi.

 

AMYLUM MAYDIS

AMYLUM MAYDIS ( PATI JAGUNG) 

Hasil gambar untuk AMYLUM MAYDIS 

Nama Simplisia                       : Amylum Maydis
Tanaman Asal                         : Zea mays
Divisi                                       : Spermatophyta
Sub Divisi                               : Angiospermae
Kelas                                       : Monokotiledonae
Ordo                                        : Poales
Famili                                      : Poaceae
Genus                                      : Zea
Spesies                                    : Zea Mays
Kandungan                             : Karbohidrat, vitamin A, Serat, Air dan Fosfat
Khasiat                                    : Zat tambahan dan penolong obat
Makroskopis                            : Berupa serbuk berwarna putih
Mikroskopis                            : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butiran pati ada yang
bergerombol dan ada yang tunggal hilus terlihat.